Jumat, 25 Oktober 2019

Kajian Kitab Al-Kasyif Karya Adz-Dzhabi


Kajian kitab hadis pada masa awal yakni sekitar  abad ke dua hijriah sampai abad ketujuh hijriah masih memfokuskan diri kepada objek pengumpulan hadis-hadis nabi yang tersebar diberbagai tempat.  Pada masa tersebut juga sudah mulai bermunculan kitab-kitab syarah Hadis, kitab-kitab hadis sekunder, dan kitab kajian hadis lainnya seperti pembahasan ilmu rijal al-hadis. Displin ilmu rijal al-hadis yang sangat ketat membuat ulama hadis banyak mengarang kitab yang beorientasi pada pembahasan tersebut, salah satu ulama yang cukup terkenal dalam memmbahas ilmu rijal al-Hadis adalah adz-Dzhabi w 748 H.
Adapun karya Imam Adz-Dzhabi dalam bidang ilmu rijal al-hadis adalah kitab al-Kasyif. Di dalam kitabnya tersebut memuat nama-nama perawi Hadis lengkap dengan biografinya.  Pada muqoddimah kitab ini dikatakan bahwasannya kitab al-Kasyif  ini cabang dari empat kitab sebelumnya seperti karya Abdul Ghani dan lainya.  
   
Riwayat Hidup Pengarang 
Nama pengarang kitab adalah al-Imam al-Hafizd Syamsyuddin Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad ibnu Utsman adz-Dzhabi ad-Dimasyqi as-Syafi’i. Lebih dikenal dengan nama Imam Adz-Dahabi, beliau lahir pada tahun 673H di Damaskus sebagai mana nama yang ditautkan kepadanya. wafat pada tahun 748H. Imam Adz-Dzahabi seorang hafidz yang yang tidak ada tandingannya, sangat mendalam ilmunya dalam bidang hadis, bidang rijal dan bidang ‘ilal pada masanya.[1] Adz-Dzahabi bersal dan hidup di damaskus. Selain itu beliau juga dikenal mempunyai guru-guru ahli dalam bidang hadis salah seorangnya seperti Ibnu Taymiyah. Beliau memiliki banyak karangan kitab-kitab yang berkaitan dengan hadis salah satunya al-Kasyif fi Ma’rifati man Lahu Riwayah fi Kutubu Sittah yang akan dibahas selanjutnya.
     
Latar  Belakang Penulisan Kitab Al-Kasyif
Kitab al-Kasyif fi Ma’rifati man Lahu Riwayah fi Kutubu Sittah ini dikarang oleh Adz- Dzahabi pada tanggal 27 bulan Ramadhon 720 H. Kitab ini merupakan salah satu kitab yang dikarang oleh imam Adz-Dzahabi. Kitab Kasyif merupakan cabang atau keempat dari kitab-kitab rijal al-Hadis sebelumnya yakni: 
  1. kitab Al-Kamal fi Asmair Rijal karya Imam Al-Hafidz Abdul Ghani Al-Maqdisi W600 H. 
  2. Kitab Tahdzibul Kamal. Karya Imam Al-Hafidz Abi Hajaj al-Mizzi W742 H. 
  3. Kitab Tadzhibu Tahzib Kamal.Karya Adz-Dzahabi 
  4. Kemudian oleh adz-Dzahabi diringkas lagi menjadi kitab Kasyif
Dengan alasan Adz-Dzahabi bahwasannya kitab sebelumnya yakni Tahdzibul Kamal menurutnya terlalu panjang lebar dalam menjelaskan keterangan seorang perawi. Dengan latar belakang ini Adz-Dzahabi mengarang kitabnya. Jadi dapat dikatakan kitab Kasyif ini merupakan ringkasan dari kitab sebelumnya. Adz-Dzhabi hanya menuliskan yang menurutnya harus diteliti oleh ahli hadis dalam ilmu ridjal al-hadis seperti nama asli rawi, kunya, laqob, lahir, wafat, guru, murid, tempat belajar dan mengajar.
Adz-Dzahabi ingin memfokuskan kajian kitab rijalnya kepada rawi-rawi kutub sittah, sebagaimana alasannya di atas beliau menggap kitab sebelumnya terlalu panjang lebar dan banyak rawi-rawi yang tidak bersangkutan ikut dibahas di dalamnya. Di dalam muqoddimahnya imam Adz-Dzahabi mengatakan hadza muktasor nafi’an yakni kitab ini ringkas dan bermanfaat. Sebagai mana yang dipaparkan di atas kitab ini merupakan kitab ringkas dari kitab sebelumnya. Imam Tajuddin al-Makki di dalam thobaqqotuhu kubro memuji terhadapa pengarang kitab Kasyif  yakni Adz-Dzahabi bahwasannya kitab ini merupakan karya yang bagus dan berharga.

Isi atau cakupan Pembahasan Kitab Al-Kasyif
Kitab Kasyif merupakan kitab yang menjelaskan keadaan rawi-rawi kutub as-sittah, yakni Shohihaini ditambah kitab sunan yang empat. Dalam kitab ini dijelaskan keadaan rawi mulai dari nama asli, kunya[2], laqob[3], lahir, wafat, guru, murid, tempat belajar dan mengajar. Pembahasan dalam kitab ini cukup ringkas, sebagaimana yang dikatakan pada latar belakang dikarangnya kitab ini di atas. Cakupannya hanya rawi-rawi yang ada pada kutub as-sittah, selain itu tidak dibahas dalam kitab ini.
Kitab Kasyif ini terdiri dari dua jilid, yang mana pada bagian awal kitab ini terdiri dari 698 halaman yang berisi muqoddimah pentahqiq kitab, muqoddimah pengarang yakni Adz-Dzahabi, dan pembahasan dimulai dari huruf alif sampai ‘ain. Adapun jilid yang keduanya terdiri dari 587 halaman yang terdiri dari pembahasan terusan dari huruf ‘ain pada juz awal sampai kepda huruf ya sampai kepada penutupan beberapa masalah dan faidah kitab. 
Lebih ringkasnya mengenai kitab Kasyif  ini merupakan ringkasan kitab Tahdzibul Kamal karya al-Mizzi, yang hanya menyebut nama rawi, ayahnya ke atas, kunyah-nya, nisbahnya, dua atau tiga guru dan muridnya yang terkenal, serta menyebut sedikit keadaan rawi demgan menyebutkan tanda periwayatan dari Imam enam.[4] 
Selain itu kitab ini sangat menspesifikasi pembahasannya pada rawi-rawi kutubu sittah saja. Tentu ini sangat menguntungkan bagi para peneliti hadis yang sudah mengetahui seorang rawi, dari mana periwayatannya apakah rawi kutubu sittah atau tidak. Selain dari rawi-rawi pada kutubu sittah tidak dicantumkan dalam kitab Kasyif sesuai dengan judulnya.

 Sistematika Kitab dan Metode yang Digunakan
Sistematika yang digunakan berdasarkan huruf hijaiyah yakni dimulai dari alif sampai ya. Sistematika penulisan ini tentu sangat mempermudah pencarian nama-nama rawi.  
Selain itu Adz-Dzahabi juga menyebutkan didalam muqoddimahnya tentang rumus, yang mana rumus ini diletakkannya di atas nama perawi. Adapun rumus-ruusnya:
a.       perawi Imam Bukhari (خ)
b.      perwai Imam Muslim  (م)
c.       perawi Abi Dawud  (د)
d.      perawi Tirmdzi (ت)
e.       perawi An-Nasai (س)
f.       perawi Ibnu Majah  (ق)
g.      untuk seluruh perawi kutubusittah  (ع)
Rumus-rumus ini sangat membantu para peneliti untuk mengetahui rawi itu apabila ada kesamaan nama, maka dapat diketahui dari mana perawi itu, buhari atau muslim dan sebagainya. Selain dari rumus-rumus di atas Adz-Dzahabi juga membuat rumus-rumus tambahan seperti   (ع) untuk seluruh perawi kutubusittah, dan lain sebagainya.
Metode yang digunakan imam adz-dzahabi ini diantaranya:
  1. Perawi Kutubu sittah.
  2.  Perawi Yang memiliki periwayatan dari Perawi Kutubu Sittah.
  3.  Menghapus pembahasan perawi yang tidak ada hubungannya dengan rawi kutubu sittah. 
  4.  Menghilangkan penyebutan perawi yang ada pada tahdzibul kamal dan memisahkannya.
  5. Menyeleksi pengulangan-pengulangan yang ada pada Tahdzib al-Kamal.
Dari metode-metode atau dalam bahasa arabnya dikatakan manhaj Imam Adz-Dzahabi memuat kitab-kitabnya. Tentu sangat ringkas jika kita lihat dari metode-metode tersebut. Namun data yang di cari bagi peniliti rawi hadis cukup membantu, karena peneliti tidak usah panjang lebar lagi membaca keterangan yang panjang. Namun untuk alasan tertentu tentu alasan-alasan itu juga sangat penting. Pada dasarnya para peneliti menginkan data se-valid mungkin agar apa yang diteliti bisa dipertanggung jawabkan.

Contoh Pembahasan
Pembahasan nomor 01 huruf alif  Juz 1
Nama Rawi                              :Ahmad bin Ibrahim Al-Mawsiliyyu Abu Ali.
Nama gurunya             : Syarik, dan Hammad ibnu Zaid.
Nama muridnya                      : Abu Dawud , Al-Baghowiy, dan Abu Ya’la.
Lahir dan Wafat                      : - dan W 236 H.
Penilaian Terhadap Rawi: Wusuq (dipercaya/kuat).
Rawi Dari                                : Abu Dawud.
           
Pembahasan nomor 2070 yakni rawi yang namanya berawalan huruf sin Juz 1
Nama Rawi                                : Sulaiman bin Ayub bin Hazlam Al-Asadiyu.
Nama gurunya                            : Sulaiman bin Abdurrahman, Sofwan bin Shalah.
Nama muridnya                         : Annasai, Ahmad, dan thabrani.
Lahir dan Wafat                         : - dan W 289 H.
Penilaiaan Terhadap Rawi: -
Rawi Dari                                    : An-Nasai.
Pembahsan nomor 2505 yakni nama rawi berawalan huruf ain Juz 1
Nama Rawi                 : ‘Ashim bin ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Ashim al-Asjai’yu,
Nama Gurunya            : Hisyam bin ‘Urwah, dan Iddah,
Nama Muridnya          : Ibnu al-Madani, Ibnu Masanah,
Lahir dan Wafat          : -
Penilaiannya    :  Pendapat An-Nasai yakni Tidak Kuat Hafalannya.
Rawi Dari                    : Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah.
Pembahasan nomor 5672 nama rawi berawalan huruf mim Juz 2
  Nama Rawi                 : Muhannan bin Abdul Hamid
Nama Guru                 : Hamad bin Salamah
Nama Murid                : Ahmad dan Kausaj
Lahir dan Wafat          : -
Penilaian                       : Tsiqoh
Rawi Dari                    : Abu Dawud

Kelebihan dan Kekurangan Kitab Menurut Penulis
Kelebihan
Berdasarkan keterangan-keterangan yang telah dipaparkan di atas maka saya mengatakan kitab ini simpel dan padat, karena imam Adz-Dzahabi sangat menyeleksi keterangan-keterangan yang di anggapnya penting dalam penelitian hadis. Selain itu terkadang juga Imam Adz-Dzahabi juga menyebutkan penilaiannya terhadap perawi, dengan demikian data-data yang harus dipenuhi oleh salah seorang peneliti hadis tercukupi. Kitab ini sangat konsisten pembahasannya pada rawi kutubu sitah yang tentunya menguntungkan peneliti dalam mencari keterangan seorang rawi kutubu sittah.
Kekurangan
Kekurangan yang ada pada kitab Kasyif  ini salah satunya adalah pada kitab ini hanya mmbahas rawi-rawi kutubu sittah yang lain tidak, dengan demikian tentu menuntut seorang peneliti hadis untuk mengetahui terlebih dahulu rawi itu merupakan rawi kutubu sittah atau tidak. Kedua tidak disebutkannya mengapa seorang rawi itu dihukumi seperti itu. Sebagaimana contoh pembahasan di atas, langsung dikatakan tidak kuat hafalannya tanpa ada alasan-alasan mengapa rawi itu tidak kuat hafalannya. Ketiga terkadang tidak disebutkan kapan lahirnya, kapan wafatnya, dan data-data yang semestinya ada yang lainnya. Sebagaimana contoh yang telah dipaparkan ada yang tidak ada data kapan lahirnya,  ada yang tidak disebutkan kapan wafatnya, dan bahkan penilaiaanya juga terkadang belum ada.





Kesimpulan
Kitab Al-Kasyif fi Asma rijal fi kutubu sittah merupakan karya al-Imam al-Hafizd Syamsyuddin Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad ibnu Utsman adz-Dzhabi ad-Dimasyqi as-Syafi’I,  atau lebih dikenal dengan Adz-Dzahabi. Kitab ini merupakan ringkasan dari kitab sebelumnya yakni kitab Tahdzibul Kamal karya al-Mizzi. Hal yang melatar belakangi kitab Kasyif  ini adalah kerena kitab sebelumnya terlalu panjang lebar menjelaskan data seorang rawi dan melebar kepada rawi-rawi lain yang tidak ada di kutubu sittah. Maka dari pada itu Adz-Dzahabi mengarang kitab yang sangat bermanfaat ini. Isi kitab ini adalah pembahasan mengenai nama rawi, ayahnya ke atas, kunyah-nya, nisbahnya, dua atau tiga guru dan muridnya yang terkenal, serta menyebut sedikit keadaan rawi demgan menyebutkan tanda periwayatan dari Imam enam. Sitematika kitab disusun berdasarkan alfabet hijaiyah.











Daftar Bacaan
Adz-Dzahabi, Al-Kaysif fi Ma’rifai man Lahu Rawayah fi Ktubu Sittah, Saudi Arabiah, 1992.
As-Sidiqi, Ilmu Rijal al-Hadis,
Suryadi, Metodologi Ilmu Rijal Hadis, Yogyakarta, 2012.



[1] Hasbi As-Sidiqi, Ilmu Rijal al-Hadis, Jakarta:, , ,hal-100.
[2] Kunya adalah suatu julukan yang diberikan kepada seseorang seperti abu, ummi, ibnu, dsb.
[3] Laqob adalah gelar yang di nisbatkan kepada keistimewaannya atau yang berkenaan dengan dirinya seperti Bukhari, dzb.
[4] Prof. Dr. Suryadi, M. Ag, Metodologi Ilmu Rijal Hadis, Yogyakarta: TH-Press, 2012, hal-60.

1 komentar:

  1. How to make 1xbet Korean sports betting in North Korea
    When you are looking for online betting markets like 1xbet korean, you'll come across a kadangpintar lot of 1xbet options that many งานออนไลน์ online bettors are looking for.

    BalasHapus