Jumat, 25 Oktober 2019

Kajian Kitab Al-Kasyif Karya Adz-Dzhabi


Kajian kitab hadis pada masa awal yakni sekitar  abad ke dua hijriah sampai abad ketujuh hijriah masih memfokuskan diri kepada objek pengumpulan hadis-hadis nabi yang tersebar diberbagai tempat.  Pada masa tersebut juga sudah mulai bermunculan kitab-kitab syarah Hadis, kitab-kitab hadis sekunder, dan kitab kajian hadis lainnya seperti pembahasan ilmu rijal al-hadis. Displin ilmu rijal al-hadis yang sangat ketat membuat ulama hadis banyak mengarang kitab yang beorientasi pada pembahasan tersebut, salah satu ulama yang cukup terkenal dalam memmbahas ilmu rijal al-Hadis adalah adz-Dzhabi w 748 H.
Adapun karya Imam Adz-Dzhabi dalam bidang ilmu rijal al-hadis adalah kitab al-Kasyif. Di dalam kitabnya tersebut memuat nama-nama perawi Hadis lengkap dengan biografinya.  Pada muqoddimah kitab ini dikatakan bahwasannya kitab al-Kasyif  ini cabang dari empat kitab sebelumnya seperti karya Abdul Ghani dan lainya.  
   
Riwayat Hidup Pengarang 
Nama pengarang kitab adalah al-Imam al-Hafizd Syamsyuddin Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad ibnu Utsman adz-Dzhabi ad-Dimasyqi as-Syafi’i. Lebih dikenal dengan nama Imam Adz-Dahabi, beliau lahir pada tahun 673H di Damaskus sebagai mana nama yang ditautkan kepadanya. wafat pada tahun 748H. Imam Adz-Dzahabi seorang hafidz yang yang tidak ada tandingannya, sangat mendalam ilmunya dalam bidang hadis, bidang rijal dan bidang ‘ilal pada masanya.[1] Adz-Dzahabi bersal dan hidup di damaskus. Selain itu beliau juga dikenal mempunyai guru-guru ahli dalam bidang hadis salah seorangnya seperti Ibnu Taymiyah. Beliau memiliki banyak karangan kitab-kitab yang berkaitan dengan hadis salah satunya al-Kasyif fi Ma’rifati man Lahu Riwayah fi Kutubu Sittah yang akan dibahas selanjutnya.
     
Latar  Belakang Penulisan Kitab Al-Kasyif
Kitab al-Kasyif fi Ma’rifati man Lahu Riwayah fi Kutubu Sittah ini dikarang oleh Adz- Dzahabi pada tanggal 27 bulan Ramadhon 720 H. Kitab ini merupakan salah satu kitab yang dikarang oleh imam Adz-Dzahabi. Kitab Kasyif merupakan cabang atau keempat dari kitab-kitab rijal al-Hadis sebelumnya yakni: 
  1. kitab Al-Kamal fi Asmair Rijal karya Imam Al-Hafidz Abdul Ghani Al-Maqdisi W600 H. 
  2. Kitab Tahdzibul Kamal. Karya Imam Al-Hafidz Abi Hajaj al-Mizzi W742 H. 
  3. Kitab Tadzhibu Tahzib Kamal.Karya Adz-Dzahabi 
  4. Kemudian oleh adz-Dzahabi diringkas lagi menjadi kitab Kasyif
Dengan alasan Adz-Dzahabi bahwasannya kitab sebelumnya yakni Tahdzibul Kamal menurutnya terlalu panjang lebar dalam menjelaskan keterangan seorang perawi. Dengan latar belakang ini Adz-Dzahabi mengarang kitabnya. Jadi dapat dikatakan kitab Kasyif ini merupakan ringkasan dari kitab sebelumnya. Adz-Dzhabi hanya menuliskan yang menurutnya harus diteliti oleh ahli hadis dalam ilmu ridjal al-hadis seperti nama asli rawi, kunya, laqob, lahir, wafat, guru, murid, tempat belajar dan mengajar.
Adz-Dzahabi ingin memfokuskan kajian kitab rijalnya kepada rawi-rawi kutub sittah, sebagaimana alasannya di atas beliau menggap kitab sebelumnya terlalu panjang lebar dan banyak rawi-rawi yang tidak bersangkutan ikut dibahas di dalamnya. Di dalam muqoddimahnya imam Adz-Dzahabi mengatakan hadza muktasor nafi’an yakni kitab ini ringkas dan bermanfaat. Sebagai mana yang dipaparkan di atas kitab ini merupakan kitab ringkas dari kitab sebelumnya. Imam Tajuddin al-Makki di dalam thobaqqotuhu kubro memuji terhadapa pengarang kitab Kasyif  yakni Adz-Dzahabi bahwasannya kitab ini merupakan karya yang bagus dan berharga.

Isi atau cakupan Pembahasan Kitab Al-Kasyif
Kitab Kasyif merupakan kitab yang menjelaskan keadaan rawi-rawi kutub as-sittah, yakni Shohihaini ditambah kitab sunan yang empat. Dalam kitab ini dijelaskan keadaan rawi mulai dari nama asli, kunya[2], laqob[3], lahir, wafat, guru, murid, tempat belajar dan mengajar. Pembahasan dalam kitab ini cukup ringkas, sebagaimana yang dikatakan pada latar belakang dikarangnya kitab ini di atas. Cakupannya hanya rawi-rawi yang ada pada kutub as-sittah, selain itu tidak dibahas dalam kitab ini.
Kitab Kasyif ini terdiri dari dua jilid, yang mana pada bagian awal kitab ini terdiri dari 698 halaman yang berisi muqoddimah pentahqiq kitab, muqoddimah pengarang yakni Adz-Dzahabi, dan pembahasan dimulai dari huruf alif sampai ‘ain. Adapun jilid yang keduanya terdiri dari 587 halaman yang terdiri dari pembahasan terusan dari huruf ‘ain pada juz awal sampai kepda huruf ya sampai kepada penutupan beberapa masalah dan faidah kitab. 
Lebih ringkasnya mengenai kitab Kasyif  ini merupakan ringkasan kitab Tahdzibul Kamal karya al-Mizzi, yang hanya menyebut nama rawi, ayahnya ke atas, kunyah-nya, nisbahnya, dua atau tiga guru dan muridnya yang terkenal, serta menyebut sedikit keadaan rawi demgan menyebutkan tanda periwayatan dari Imam enam.[4] 
Selain itu kitab ini sangat menspesifikasi pembahasannya pada rawi-rawi kutubu sittah saja. Tentu ini sangat menguntungkan bagi para peneliti hadis yang sudah mengetahui seorang rawi, dari mana periwayatannya apakah rawi kutubu sittah atau tidak. Selain dari rawi-rawi pada kutubu sittah tidak dicantumkan dalam kitab Kasyif sesuai dengan judulnya.

 Sistematika Kitab dan Metode yang Digunakan
Sistematika yang digunakan berdasarkan huruf hijaiyah yakni dimulai dari alif sampai ya. Sistematika penulisan ini tentu sangat mempermudah pencarian nama-nama rawi.  
Selain itu Adz-Dzahabi juga menyebutkan didalam muqoddimahnya tentang rumus, yang mana rumus ini diletakkannya di atas nama perawi. Adapun rumus-ruusnya:
a.       perawi Imam Bukhari (خ)
b.      perwai Imam Muslim  (م)
c.       perawi Abi Dawud  (د)
d.      perawi Tirmdzi (ت)
e.       perawi An-Nasai (س)
f.       perawi Ibnu Majah  (ق)
g.      untuk seluruh perawi kutubusittah  (ع)
Rumus-rumus ini sangat membantu para peneliti untuk mengetahui rawi itu apabila ada kesamaan nama, maka dapat diketahui dari mana perawi itu, buhari atau muslim dan sebagainya. Selain dari rumus-rumus di atas Adz-Dzahabi juga membuat rumus-rumus tambahan seperti   (ع) untuk seluruh perawi kutubusittah, dan lain sebagainya.
Metode yang digunakan imam adz-dzahabi ini diantaranya:
  1. Perawi Kutubu sittah.
  2.  Perawi Yang memiliki periwayatan dari Perawi Kutubu Sittah.
  3.  Menghapus pembahasan perawi yang tidak ada hubungannya dengan rawi kutubu sittah. 
  4.  Menghilangkan penyebutan perawi yang ada pada tahdzibul kamal dan memisahkannya.
  5. Menyeleksi pengulangan-pengulangan yang ada pada Tahdzib al-Kamal.
Dari metode-metode atau dalam bahasa arabnya dikatakan manhaj Imam Adz-Dzahabi memuat kitab-kitabnya. Tentu sangat ringkas jika kita lihat dari metode-metode tersebut. Namun data yang di cari bagi peniliti rawi hadis cukup membantu, karena peneliti tidak usah panjang lebar lagi membaca keterangan yang panjang. Namun untuk alasan tertentu tentu alasan-alasan itu juga sangat penting. Pada dasarnya para peneliti menginkan data se-valid mungkin agar apa yang diteliti bisa dipertanggung jawabkan.

Contoh Pembahasan
Pembahasan nomor 01 huruf alif  Juz 1
Nama Rawi                              :Ahmad bin Ibrahim Al-Mawsiliyyu Abu Ali.
Nama gurunya             : Syarik, dan Hammad ibnu Zaid.
Nama muridnya                      : Abu Dawud , Al-Baghowiy, dan Abu Ya’la.
Lahir dan Wafat                      : - dan W 236 H.
Penilaian Terhadap Rawi: Wusuq (dipercaya/kuat).
Rawi Dari                                : Abu Dawud.
           
Pembahasan nomor 2070 yakni rawi yang namanya berawalan huruf sin Juz 1
Nama Rawi                                : Sulaiman bin Ayub bin Hazlam Al-Asadiyu.
Nama gurunya                            : Sulaiman bin Abdurrahman, Sofwan bin Shalah.
Nama muridnya                         : Annasai, Ahmad, dan thabrani.
Lahir dan Wafat                         : - dan W 289 H.
Penilaiaan Terhadap Rawi: -
Rawi Dari                                    : An-Nasai.
Pembahsan nomor 2505 yakni nama rawi berawalan huruf ain Juz 1
Nama Rawi                 : ‘Ashim bin ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Ashim al-Asjai’yu,
Nama Gurunya            : Hisyam bin ‘Urwah, dan Iddah,
Nama Muridnya          : Ibnu al-Madani, Ibnu Masanah,
Lahir dan Wafat          : -
Penilaiannya    :  Pendapat An-Nasai yakni Tidak Kuat Hafalannya.
Rawi Dari                    : Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah.
Pembahasan nomor 5672 nama rawi berawalan huruf mim Juz 2
  Nama Rawi                 : Muhannan bin Abdul Hamid
Nama Guru                 : Hamad bin Salamah
Nama Murid                : Ahmad dan Kausaj
Lahir dan Wafat          : -
Penilaian                       : Tsiqoh
Rawi Dari                    : Abu Dawud

Kelebihan dan Kekurangan Kitab Menurut Penulis
Kelebihan
Berdasarkan keterangan-keterangan yang telah dipaparkan di atas maka saya mengatakan kitab ini simpel dan padat, karena imam Adz-Dzahabi sangat menyeleksi keterangan-keterangan yang di anggapnya penting dalam penelitian hadis. Selain itu terkadang juga Imam Adz-Dzahabi juga menyebutkan penilaiannya terhadap perawi, dengan demikian data-data yang harus dipenuhi oleh salah seorang peneliti hadis tercukupi. Kitab ini sangat konsisten pembahasannya pada rawi kutubu sitah yang tentunya menguntungkan peneliti dalam mencari keterangan seorang rawi kutubu sittah.
Kekurangan
Kekurangan yang ada pada kitab Kasyif  ini salah satunya adalah pada kitab ini hanya mmbahas rawi-rawi kutubu sittah yang lain tidak, dengan demikian tentu menuntut seorang peneliti hadis untuk mengetahui terlebih dahulu rawi itu merupakan rawi kutubu sittah atau tidak. Kedua tidak disebutkannya mengapa seorang rawi itu dihukumi seperti itu. Sebagaimana contoh pembahasan di atas, langsung dikatakan tidak kuat hafalannya tanpa ada alasan-alasan mengapa rawi itu tidak kuat hafalannya. Ketiga terkadang tidak disebutkan kapan lahirnya, kapan wafatnya, dan data-data yang semestinya ada yang lainnya. Sebagaimana contoh yang telah dipaparkan ada yang tidak ada data kapan lahirnya,  ada yang tidak disebutkan kapan wafatnya, dan bahkan penilaiaanya juga terkadang belum ada.





Kesimpulan
Kitab Al-Kasyif fi Asma rijal fi kutubu sittah merupakan karya al-Imam al-Hafizd Syamsyuddin Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad ibnu Utsman adz-Dzhabi ad-Dimasyqi as-Syafi’I,  atau lebih dikenal dengan Adz-Dzahabi. Kitab ini merupakan ringkasan dari kitab sebelumnya yakni kitab Tahdzibul Kamal karya al-Mizzi. Hal yang melatar belakangi kitab Kasyif  ini adalah kerena kitab sebelumnya terlalu panjang lebar menjelaskan data seorang rawi dan melebar kepada rawi-rawi lain yang tidak ada di kutubu sittah. Maka dari pada itu Adz-Dzahabi mengarang kitab yang sangat bermanfaat ini. Isi kitab ini adalah pembahasan mengenai nama rawi, ayahnya ke atas, kunyah-nya, nisbahnya, dua atau tiga guru dan muridnya yang terkenal, serta menyebut sedikit keadaan rawi demgan menyebutkan tanda periwayatan dari Imam enam. Sitematika kitab disusun berdasarkan alfabet hijaiyah.











Daftar Bacaan
Adz-Dzahabi, Al-Kaysif fi Ma’rifai man Lahu Rawayah fi Ktubu Sittah, Saudi Arabiah, 1992.
As-Sidiqi, Ilmu Rijal al-Hadis,
Suryadi, Metodologi Ilmu Rijal Hadis, Yogyakarta, 2012.



[1] Hasbi As-Sidiqi, Ilmu Rijal al-Hadis, Jakarta:, , ,hal-100.
[2] Kunya adalah suatu julukan yang diberikan kepada seseorang seperti abu, ummi, ibnu, dsb.
[3] Laqob adalah gelar yang di nisbatkan kepada keistimewaannya atau yang berkenaan dengan dirinya seperti Bukhari, dzb.
[4] Prof. Dr. Suryadi, M. Ag, Metodologi Ilmu Rijal Hadis, Yogyakarta: TH-Press, 2012, hal-60.

Sabtu, 30 April 2016

MANFAAT SHALAT KHUSYUK

   Sebelum kita mengetahui manfaat dari shalat yang khusyuk ada baiknya saya sampaikan sedikit apa itu khusyuk. Pengertian khusyuk sendiri banyak pendapat dari beberapa ulama. Secara harfiyah khusyu’ berarti menundukan atau tunduk, ada juga yang berpendapat artinya sama dengan khudhu’ yang artinya tunduk (ditujukan kepada tubuh).  Ibnu Qoyyim berpendapat Al-Khusyu’ secara harfiah berarti tunduk, merendah, dan tenang. Secara istilah khusyuk berarti tunduk kepada kebenaran, Al-Jurjani mengatakan “eksistensi rasa takut yang konsisten di dalam hati”. Salah satu tanda khusyuk disebutkan seperti seorang hamba yang dimarahi, ditentang, atau ditolak, dia akan menerimanya dengan sepenuh hati dan tunduk.[1] Para ulama sepakat bahwa tempat khusyuk ada di dalam hati, hasilnya timbul pada anggota tubuh dan itu merupakan manifestasinya. Hati yang khusyuk akan diikuti oleh khusyuknya pndengaran, penglihatan, kepala, wajah, dan seluruh anggota tubuh maupun segala sesuatu yang timbul darinya. Rinngkasnya khusuk di dalam shalat adalah ketenangan, ketundukan, kelembutan, dan konsentrasi hati.Adapun manfaat dari shlat yang khusyuk ada banyak manfaat bagi yang mengamalkanya diantaranya:

1.   Membuat shlat disukai, mudah, dan ringan untuk dilakukan oleh orang yang shlat, sebgai mana Allah Swt berfirman di dalam surah (al-Bqoroh[2]: 45-46) yang artinya; “dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui tuhanya, dan mereka akan kembali kepada-nya”.

 2.    Mencegah kekejian dan kemungkaran, sebagaimana Allah Swt berfirman di dalam surah (al-Ankabut [29]: 45) yang artinya: “bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaanya dari ibadah-ibada yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

 3.  Khusyuk yang sempurna dapat menimbulkan tangis karena takut kepada Allah Swt.

 4. Dapat memebirikan makna yang hakiki untuk shalat, yaitu fokus dan konsentrasi penuh dengan segenap jiwa dan raga di hadapan Allah Swt serta mendekatkan diri dengan itu semua kepada-nya.

  5.  Meringankan seorang hamba berdiri di hari kiamat kelak, sebagaimana yang dituturkan ibnu Qoyyim yang bersumber dari Al-Qur’an surah (al-Insan [76]: 27) yang artinya: “dan pada sbagian dari malam, maka sujudlah kepada-nya dan bertasbihlah kepadanya pada bagian yang panjanga dimalam hari, sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (Hari Akhirat).

 6.   Menambahkan keimanan, melembutkan hati, menimbulkan sikap zuhud terhadap dunia dan kecintaan kepada akhirat, menimbulkan kecendrungan kepada kebaikan dan kebencian kepada keburukan. 

 7.  Menghilangkan keresahan  dari dalam hati dan melapangkan dada. 

8.    Menambah kecintaan terhadap shalat. 

9.     Membuka pintu pemahaman agama bagi hamba yang mengambil pelajaran dari firman Allah Swt.  

10.    Membuka pintu doa, sehingga dia berdoa kepada Allah Swt semakin besar kekhusyuannya dan semakin dalam doa yang dimunajatkanya.
 

11.   Dapat menjadi obat penyembuh bagi segala penyakit sebelum menjadi penyakit yang serius,  sebagaimana Allah Swt berfirman di dalam surah (al-Baqoroh[2]: 45, 153).

 12.   Tentunya dapat mendekatkan seorang hamba kepada Allah Swt.[2]



Senin, 14 Maret 2016


Kampung Halaman
Jambi  adalah salah satu Provinsi yang Ibukotanya sama namanya dengan nama Provinsinya. Jika berbicara soal Provinsi yang satu ini teringat tentang kabut asapnya, itu karena di Jambi sangat banyak hutan-hutan dan tanahnya pun gambut. Tapi bukan itu yang akan dibahas disini, di Jambi banyak parawisatanya juga loh, seperti Gunung Kerinci, Gentala Arsy, wisata hutan taman nasional Berbak, ada juga kampung laut dan masih banyak lah pokoknya gaes. Jambi termasuk Profinsi yang cukup luas loh gaes, yang memiliki sepuluh Kabupaten salah satunya bernama Muaro Jambi, di Negri sailun salimbai inilah aku tinggal tepatnya di kec. Kumpeh desa Pulau Mentaro. Sailun salimbai adalah seloko kabupaten Muaro Jambi yang berarti Semangat Kebersamaan/gotong-royong dalam segala aspek kehidupan masyaraka.Tapi desaku bukan Pulau tersendiri loh, melainkan itu hanya namanya saja.
Setelah mengenal sucuil tentang Profinsi Jambi, mari kita kenal wisata di sekitar tempatku tinggal tepatnya di kab. Muaro Jambi. Jika berbicara parawisata di Muaro Jambi tentu yang paling terkenal adalah wisata candinya gaes, di sana terdapat candi muaro jambi yang tempatnya cukup luas bahkan ada yang mengatakan paling luas di Asia Tenggara. Kompleks situs ini mempunyai luas 12 Kilometer persegi, panjang lebih dari 7  Kilometer serta luas sebesar 260 hektar yang membentang searah dengan jalur sungai.  Itu artinya luasnya 12 kali luas kompleks candi borobudur dan 2 kali luas kompleks  angkor wat di Kamboja. Nah jadi lumayan tu kalau ngelilinginya jalan kaki, tapi jangan khawatir disana ada sewa sepedanya kok yang berkisar Rp.10.000-Rp.20.000,-  kira-kira begitulah. Selain candi ada juga wisata buah duku dan durian, tapi ini khusus pada musimnya saja, dan banyak lagi yang bisa dikunjungi ditempatku.
Setelah lelah berwisata kini saatnya mebicarakan hak perut gaes, selain banyak wisata kulinernya juga banyak gaes. Kuliner yang cukup terkenal di Jambi adalah Tempoyak ikan Patinnya, kuliner yang berbahan dari durian yang diendpkan dan rempah-rempah lainyna. Berbicara tentang ini jadi membuat saya kangen kampung halaman. Selain menggunakan ikan Patin juga biasa disajikan dengan ikan air tawar lainnya, dan bisa juga disajikan dengan bentuk sambal Tempoyak, dan pepes. Selain Tempoyak ada juga nasi minyak, mie celor, dan lainya. Untuk lebih jelas dan akuratnya mendingan langsung aja main ke Jambi gaes. Selain makanannya ada juga minumannya kopi AAA ya emanng udah lumrah sih tapi kata orang-orang pencinta kopi beda katanya. Selain makanan berat ada juga kue atau makanan ringannya loh seperti kue pedamaran, bubur loyang, dll. itulah secuil kisah di kampungku
#@MELAYU            BAHSAKU


Senin, 07 Maret 2016

UIN Sunan Kalijaga Mewisuda 526 Orang Sarjana Baru

Di tengah berbagai perubahan yang terjadi baik di lingkup internasional, regional, maupun nasional, UIN Sunan Kalijaga dituntut untuk terus berbenah diri agar tidak tertinggal. Berbagai perbaikan, perubahan, dan penyempurnaan baik menyangkut aspek peningkatan kualitas akademik maupun pemantapan manajemen terus dilakukan. UIN Sunan Kalijaga sudah mendapatkan akreditasi institusi dengan nilai "A" dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). UIN Sunan Kalijaga juga sudahmemiliki sertifikat ISO 9001-2008 dari TUV Rheinland.
Saat ini, target UIN Sunan Kalijaga adalah mendapatkan pengakuan dan sertifikasi dari AUN(Asian Universities Networks)dalam rangka menujuWorld Class University(WCU),Sertifikasi ini sangat penting karena salah satuciri utama "universitas berkelas dunia" adalah sebagian besar jurusan/program studi yang ada di perguruan tinggi tersebut mendapatkan pengakuan secara internasional dan secara resmi terakreditasi oleh lembaga akreditasi perguruan tinggi tingkat internasional.
Untuk mencapai target tersebut, UIN Sunan Kalijaga menguatkan peran Lembaga Penjaminan Mutu(LPM) dan membentuk Satuan Pengawas Internal (SPI). Kedualembaga ini yang akan mengawal UIN Sunan Kalijaga menuju WCU.SPI merupakan lembaga yang melaksanakan fungsi pengawasan bidang non akademik.Sedangkan LPM mengawal penjaminan dan peningkatan mutu akademik.Selain itu, UIN Sunan Kalijaga akan terus melakukan peningkatan sumber daya manusia (dosen, karyawan, dan Iaboran), sumber daya finansial, sarana prasarana perkuliahan, laboratorium, perpustakaan,pemanfaatan teknologi informasi, dan sebagainya.
Hal tersebut disampaikan oleh Pgs. Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. Machasin, M.A. dalam sambutan Wisuda UIN Sunan Kalijaga yang dilaksanakan pada 27 Februari 2016 di Gedung Multi Purpose. Jumlah wisudawan/wisudawati periode II Tahun Akademik 2015/2016, sebanyak 526 orang, dengan rincian sebagai berikut: 1 orang lulus D3, 473 orang lulus S-1, 41 orang lulus S2, dan 11 orang lulus S-3. Sampai dengan wisuda kali ini, jumlah lulusan atau alumni UIN Sunan Kalijaga adalah 49.680 orang, 486 orang diantaranya bergelar Doktor, dan 3.596 bergelar Magister. Para alumni tersebut telah tersebar di seluruh pelosok tanah air bahkan ada yang di manca negara dan menekuniberbagaimacamprofesi baik pemerintahan, swasta, maupun LembagaSwadaya Masyarakat (LSM). Kehadiran alumni baru yang pada hari inidiwisuda diharapkan dapat memperkuat jaringanalumni UIN Sunan Kalijaga dalam keikutsertaan mereka membangun negara dan memberdayakan masyarakat berdasarkan bekal ilmu, pengalaman, ketrampilan, akhlak mulia,dan sesuai profesi masing-masing.
Lebih lanjut Prof. Dr. H. Machasin menyampaikan bahwa tantangan wisudawan saat ini semakin berat dan menantang.Terhitung sejak 1 Januari 2016, Indonesia telah resmi memasuki era pasar bebas Asia Tenggara atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).Wisudawan kaliini adalah lulusan pertama UIN Sunan Kalijaga yang langsung berhadapan dengan MEA.Masyarakat Ekonomi Asean tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerjaprofesional. Menurut riset yang dilakukanInternational Labour Organization (ILO)Permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41 % atau sekitar 14juta. Sementara permintaan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta, dan permintaan tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau 12 juta.
Tentu hal inimerupakanpeluang yang sangat menggembirakan,sebagai lulusan UIN Sunan Kalijaga memiliki kesempatan luas untuk bekerja tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di negara-negara ASEAN yang menjadi anggota MEA. Namun demikian, kondisi inijugamenjadi tantangan berat bagi lulusan yang jika tidak memiliki daya saing. Untuk dapat bersaing di dunia kerja profesional,para wisudawandituntut memiliki kompetensi yang mumpuni sesuai bidang yang ditekuni,juga harus memilikiskillpendukung, seperti penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, keahlian komputer, dan keterampilan komunikasi.
Untuk bekalpara alumni,UIN Sunan Kalijaga telah mengantisipasi tantangan tersebut melalui dua kebijakan. Pertama, UIN Sunan Kalijagamengadakan program pendidikan dan pelatihan bahasa Inggris dan bahasa Arab secara terpadu selama dua semester di Pusat Bahasa. Program ini wajib diikuti oleh semua mahasiswa. Kedua, UIN Sunan Kalijaga mengadakan program pendidikan dan pelatihan komputer.Semua mahasiswa yang akan ujian munaqasyah , terlebih dulu harus lulus tes TOEC(Test of English Competence),tes IKLA(IkhtibarKafa'ah.al-Luqhat al-(Arabiyah),dan ujianinformation-communication-technology(ICT) dengan skor minimal yang telah ditetapkan”, tutur Machasin.
UIN Sunan Kalijaga terus berkomitmen untuk mendorong paramahasiswa menekuni duniaentrepeneurship.Setiap tahun UIN SunanKalijaga mengirimkan ratusan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan magang diberbagai dunia usaha baik di Yogyakarta maupun di luar daerah. Kegiatan ini adalah salah satu upaya untuk membangun kulturentrepeneurshipdi kalangan mahasiswa. Dengan bekalskillentrepeneurship,kamiharapkanlulusan UIN Sunan Kalijaga memiliki kreativitas dan inovasi-inovasi dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru, tambah Machasin.
Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama, Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I menyampaikan,Indeks PrestasiKomulatif(IPK): Sebagian besar Wisudawan/wati(60,46%)berada pada IPK. 3.01-3.50,(37,21%)Wisudawan/wati memperoleh IPK. 3.51-4.00(cumlaude),dan hanya(2,33%)yang mendapat IPK. 2.76- 3.00. Hasil ini adalah prestasi yang amat menggembirakan. Adapun lama Studi: Dari segi lama studi, paraWisudawarr/wati periodeinisebagian besar lulus pada 9 - 10 semester(69,56%),sedangkan sisanya lulus pada 7 - 8 semester(10,57%),11 - 12 semester(11,84%),dan 13 - 14 semester(8,03%).
4 Mahasiswa yang berhasil lulus dengan predikat terbaik dan tercepat pada wisuda periode kali ini yaitu: 1). Nani Kurniasih Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, dengan IPK 3,70 lama studi 3 tahun 3 bulan 21 hari, 2). Purnawanti, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Ilmu Hukum, dengan IPK 3,82 lama studi 3 tahun 2 bulan 12 hari, 3). Galuh Candra Puspita Sari, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam dengan IPK 3,83 lama studi 3 tahun 3 bulan 10 hari. 4). Rizqa Fithri Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir dengan IPK 3,87 masa studi 3 tahun 3 bulan 31 hari.
Lebih lanjut Maskul Haji berpesan kepadasemuawisudawan-wisudawati agartetap menjalinkomunikasi dansilaturahimldengan almamater melalui organisasi IkatanAlumni UIN Sunan Kalijaga (IKASUKA).Manfaatkanlah IKASUKA sebagai wadah untuk melakukansharingberbagai persoalan dan pengalaman, baik suka maupun duka, yang Saudara hadapi di tengah masyarakat.Kami akan senantiasa membuka diri dan sedapat mungkin membantu berbagaikesulitan yang dihadapi”, pungkas Maskul Haji(Doni TW-Humas UIN Sunan Kalijaga).